Sabtu, 29 Juni 2013

Apakah faktor penyebab orang berbilingual/multilingual ?




Apakah faktor penyebab orang berbilingual/multilingual ?

Salah satu anggapan dasar sosiolinguistik ialah individu-individu dipandang sebagai anggota kelompok sosial (Bambang, 1995 : 396). Dalam kelompok sosial tersebut mereka memainkan berbagai peranan dan menunjukan berbagai perilaku, termasuk perilaku bahasa. Perolehan bahasa selain bahasa asli menghasilkan kedwibahasaan. Ini terjadi karena dua bahasa yang berkontak sebagai penutur bahasa dapat mempelajari unsur-unsur bahasa lainnya. Kontak bahasa itu terjadi karena pendukung masing-masing bahasa itu dapat menjadi dwibahasawan berdasarkan alasan-alasan tertentu. Seperti perpindahan penduduk dengan alasan politik, sosial atau ekonomi, nasionalisme, faktor budaya dan pendidikan, faktor perkawinan, dsb. (Komaruddin : 1989). Adapun penjelasannya yaitu :
a.       Perpindahan penduduk
Perpindahan penduduk secara kelompok mempunyai berbagai alasan. Alasan itu bisakarena keamanan, militer, ekonomi, pendidikan, politik, agama, dan bencana alam. Biasanya gerakan tersebut mengakibatkan kedwibahasaan sebagai hasil kontak antara penduduk yang baru dengan penduduk yang sudah lama berdiam di daerah tersebut. Sebagai contoh Belanda yang menjajah Indonesia selama ratusan tahun, mereka orang Belanda mempelajari Bahasa Jawa agar bisa berkomunikasi untuk memerintah. Jika orang Belanda menggunakan bahasanya maka komunikasi tidak akan bisa berlangsung.
 Penyebaran bahasa dan lahirnya kedwibahasaan melalui kekuatan militer menurut Komaruddin hanya terjadi kalau syarat-syarat berikut :
1)      Penaklukan diikuti oleh periode stabilitas yang lama.
2)      Wilyah yang ditaklukan menggunakan banyak bahasa sehingga bahasa yang dibawa oleh kaum militer dijadikan sebagai bahasa pergaulan terutama di kota.
3)      Penggunaan bahasa penakluk memberikan kemungkinan dan kesempatan bagi penduduk setempat untuk berperan di dalam kegiatan sosial, politik, pendidikan dan perdagangan.
Biasanya bahasa penakluk yang tidak memeberikan manfaat bagi penduduk setempat tidak akan tersebar. Selain dari penjelasan di atas, perpindahan penduduk yang menyebabkan billingual juga bisa dikarenakan oleh beberapa faktor antara lain,
·         Migrasi karena ekonomi dan sosial yang menimbulakan billingual. Hal ini terbukti pada migrasi penduduk ke tempat yang lebih baru untuk memperoleh makanan, pekerjaan, serta kehidupan yang lebih baik.
·         Kedwibahasaan juga lahir karena perdagangan. Pengusaha yang bepergian dari suatu wilayah atau negara ke wilayah yang bahasanya berbeda dengan bahasa aslinya menuntut penggunaan bahasa perantara ( lingua franca .
·         Migrasi karena alsan politik dan agama juga menimbulkan kedwibahasaan. Banyak orang Rusia yang pindah ke Eropa dan Amerika sesudah rvolusi 1917. Migrasi dengan alasan agama terjadi pada zaman pemerintahan Louis XIV di Perancis pada 1685 yang menyebabkan berpindahnya sekitar 250.000 pemeluk protestan ke Rusia, Inggris, Belanda.
Migrasi ini memberi peluang terjadi perkawinan antara penduduk setempat dengan pendatang baru atau antar pendatang baru dengan bahasa yan berbeda. Hal ini yang mengantar kepada terjadinya salah satu pihak beralih dari penutur satu bahasa ke penutur bahasa lainnya sebagai kelanjutan dari kedwibahasaannya.

b.      Nasionalisme dan Sistem Politik
Sejak abad ke-19 identitas bahasa dan bangsa telah menjadi unsur penting di dalam perjuangan suatu kelompok sebagai bangsa. Semangat kebangsaan berpengaruh besar terhadap penentuan dan penyebaran bahasa nasional dan telah menancapkan tingkat kedwibahasaan tertentu pada banyak negara. Ada sejumlah penulis yang berpendapat bahwa setiap bangsa perlu memiliki satu bahasa nasional. Penduduk yang tidak mempunyai bahasa sendiri hanylah setengah bangsa. ( Davies dalm Fisman, 1972 )
Suatu bangsa harus mempertahankan bahasanya dan ini merupakan perthana yang lebih penting daripada benteng. Sikap nasional terhadap bahasa sering mengantar kepada penyebaran bahasa nasional daripada penyebaran bahasa daerah dan ini menjurus kepada kedwibahasaan di kalangan penduduk. Apabila kebijakan negara lebih moderat dan demokrat serta sistem politik dan perundang-undangan mendukung pengembangan wilayah secara utug dan berakar dari dalam maka kedwibahasaan akan bertahan sebagai kenyataan pemakai bahasa penduduk.
c.       Pendidikan dan Kebudayaan
Billingual sebagai akibat dari pendidikan dan kebudayaan bukanlah hal yang baru. Lahirlah ungkapan bahwa menjadi terdidik atau cendekiawan berarti menjadi dwibahasawan. (Mockey dalam Komaruddin. 1967). Sebagai contoh pada zaman sekarang apbila seorang sarjan untuk sekolah ke jenjang di atasnya maka ia harus mampu berbahasa Inggris. Hal ini akan membuat orang tersebut akan menguasai dua bahasa atau lebih. Jika orang tersebut mempunyai bahasa derah misal Jawa, kemudian Bahasa Indonesa, dan Bahasa Inggris. Inilah yang menyebakan bahwa pendidikan mupun kebudayaan sebagai salah satu faktor kedwibahasaan itu lahir.
Dari tiga faktor di atas, masih ada alasan lain yang menyebakan kedwibahasaan tersebut muncul. Pada era global ini umpanya industrialisasi pada negara yang beraneka bahasa yang pekerjaannya berasal dari berbagai latar belakang bahasa yang berbeda-beda. Industrialisasi ini pada umunya diikuti oleh urbanisasi yang mendorong terjadi kedwibahasaan pada pusat-pusat industri tempat bekerja mereka. Di dalam tempat kerja tersebut pasti dibutuhkan bahasa pengantar dalam bekerja yang mendorong lahirnya kedwibahasaan tersebut. Agama membawa pula penyebaran bahasa yang tentu saja menimbulkan pula kedwibahasaan pada masyarakat sasran penyebaran agama tersebut. Yan terakhir yaitu mungkin dengan adanya jaringan internet, melalui dunia maya orang diseluruh dunia ini dapat berkomunikasi dengan cepat. Bahasa yang digunakanpun berbeda, mulai dari jajaring sosial sampai web-web yang menggunakan bahasa Inggris. Untuk mengetahui maksud dari isi dunia maya tersebut maka seorang harus dituntut mengetahui arti bahasa yang digunkan. Maka kemajuan teknologi juga dapat melahirkan kedwibahasaan aau billingual.

Referensi :
Komaruddin. 1989. Kedwibahasaan dan Pendidikan Dwibahasa. Jakarta : P2LPTK.
Yudi, Bambang. 1995. Kristal-Kristal Bahasa. Malang : Airlangga University Press.
Thuthut Saputri. 2013. Penggunaan Bahasa di Era Global. Diambil pada hari Kamis, 20 Juni 2013 dengan alamat : http://tututsaputri.blogspot.com/2013/03/penggunaan-bahasa-di-era-globalisasi.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar