Apakah
faktor penyebab orang berbilingual/multilingual ?
Salah
satu anggapan dasar sosiolinguistik ialah individu-individu dipandang sebagai
anggota kelompok sosial (Bambang, 1995 : 396). Dalam kelompok sosial tersebut
mereka memainkan berbagai peranan dan menunjukan berbagai perilaku, termasuk
perilaku bahasa. Perolehan bahasa selain bahasa asli menghasilkan
kedwibahasaan. Ini terjadi karena dua bahasa yang berkontak sebagai penutur
bahasa dapat mempelajari unsur-unsur bahasa lainnya. Kontak bahasa itu terjadi
karena pendukung masing-masing bahasa itu dapat menjadi dwibahasawan
berdasarkan alasan-alasan tertentu. Seperti perpindahan penduduk dengan alasan
politik, sosial atau ekonomi, nasionalisme, faktor budaya dan pendidikan,
faktor perkawinan, dsb. (Komaruddin : 1989). Adapun penjelasannya yaitu :
a.
Perpindahan penduduk
Perpindahan
penduduk secara kelompok mempunyai berbagai alasan. Alasan itu bisakarena
keamanan, militer, ekonomi, pendidikan, politik, agama, dan bencana alam.
Biasanya gerakan tersebut mengakibatkan kedwibahasaan sebagai hasil kontak
antara penduduk yang baru dengan penduduk yang sudah lama berdiam di daerah
tersebut. Sebagai contoh Belanda yang menjajah Indonesia selama ratusan tahun,
mereka orang Belanda mempelajari Bahasa Jawa agar bisa berkomunikasi untuk
memerintah. Jika orang Belanda menggunakan bahasanya maka komunikasi tidak akan
bisa berlangsung.
Penyebaran bahasa dan lahirnya kedwibahasaan
melalui kekuatan militer menurut Komaruddin hanya terjadi kalau syarat-syarat
berikut :
1)
Penaklukan diikuti oleh periode
stabilitas yang lama.
2)
Wilyah yang ditaklukan menggunakan
banyak bahasa sehingga bahasa yang dibawa oleh kaum militer dijadikan sebagai
bahasa pergaulan terutama di kota.
3)
Penggunaan bahasa penakluk memberikan
kemungkinan dan kesempatan bagi penduduk setempat untuk berperan di dalam kegiatan
sosial, politik, pendidikan dan perdagangan.
Biasanya
bahasa penakluk yang tidak memeberikan manfaat bagi penduduk setempat tidak
akan tersebar. Selain dari penjelasan di atas, perpindahan penduduk yang
menyebabkan billingual juga bisa dikarenakan oleh beberapa faktor antara lain,
·
Migrasi karena ekonomi dan sosial yang
menimbulakan billingual. Hal ini terbukti pada migrasi penduduk ke tempat yang
lebih baru untuk memperoleh makanan, pekerjaan, serta kehidupan yang lebih
baik.
·
Kedwibahasaan juga lahir karena
perdagangan. Pengusaha yang bepergian dari suatu wilayah atau negara ke wilayah
yang bahasanya berbeda dengan bahasa aslinya menuntut penggunaan bahasa
perantara ( lingua franca .
·
Migrasi karena alsan politik dan agama
juga menimbulkan kedwibahasaan. Banyak orang Rusia yang pindah ke Eropa dan
Amerika sesudah rvolusi 1917. Migrasi dengan alasan agama terjadi pada zaman
pemerintahan Louis XIV di Perancis pada 1685 yang menyebabkan berpindahnya
sekitar 250.000 pemeluk protestan ke Rusia, Inggris, Belanda.
Migrasi
ini memberi peluang terjadi perkawinan antara penduduk setempat dengan
pendatang baru atau antar pendatang baru dengan bahasa yan berbeda. Hal ini
yang mengantar kepada terjadinya salah satu pihak beralih dari penutur satu
bahasa ke penutur bahasa lainnya sebagai kelanjutan dari kedwibahasaannya.
b.
Nasionalisme dan Sistem Politik
Sejak
abad ke-19 identitas bahasa dan bangsa telah menjadi unsur penting di dalam
perjuangan suatu kelompok sebagai bangsa. Semangat kebangsaan berpengaruh besar
terhadap penentuan dan penyebaran bahasa nasional dan telah menancapkan tingkat
kedwibahasaan tertentu pada banyak negara. Ada sejumlah penulis yang
berpendapat bahwa setiap bangsa perlu memiliki satu bahasa nasional. Penduduk
yang tidak mempunyai bahasa sendiri hanylah setengah bangsa. ( Davies dalm
Fisman, 1972 )
Suatu
bangsa harus mempertahankan bahasanya dan ini merupakan perthana yang lebih
penting daripada benteng. Sikap nasional terhadap bahasa sering mengantar
kepada penyebaran bahasa nasional daripada penyebaran bahasa daerah dan ini
menjurus kepada kedwibahasaan di kalangan penduduk. Apabila kebijakan negara
lebih moderat dan demokrat serta sistem politik dan perundang-undangan
mendukung pengembangan wilayah secara utug dan berakar dari dalam maka
kedwibahasaan akan bertahan sebagai kenyataan pemakai bahasa penduduk.
c.
Pendidikan dan Kebudayaan
Billingual
sebagai akibat dari pendidikan dan kebudayaan bukanlah hal yang baru. Lahirlah
ungkapan bahwa menjadi terdidik atau cendekiawan berarti menjadi dwibahasawan.
(Mockey dalam Komaruddin. 1967). Sebagai contoh pada zaman sekarang apbila
seorang sarjan untuk sekolah ke jenjang di atasnya maka ia harus mampu
berbahasa Inggris. Hal ini akan membuat orang tersebut akan menguasai dua
bahasa atau lebih. Jika orang tersebut mempunyai bahasa derah misal Jawa,
kemudian Bahasa Indonesa, dan Bahasa Inggris. Inilah yang menyebakan bahwa
pendidikan mupun kebudayaan sebagai salah satu faktor kedwibahasaan itu lahir.
Dari
tiga faktor di atas, masih ada alasan lain yang menyebakan kedwibahasaan
tersebut muncul. Pada era global ini umpanya industrialisasi pada negara yang
beraneka bahasa yang pekerjaannya berasal dari berbagai latar belakang bahasa
yang berbeda-beda. Industrialisasi ini pada umunya diikuti oleh urbanisasi yang
mendorong terjadi kedwibahasaan pada pusat-pusat industri tempat bekerja
mereka. Di dalam tempat kerja tersebut pasti dibutuhkan bahasa pengantar dalam
bekerja yang mendorong lahirnya kedwibahasaan tersebut. Agama membawa pula
penyebaran bahasa yang tentu saja menimbulkan pula kedwibahasaan pada
masyarakat sasran penyebaran agama tersebut. Yan terakhir yaitu mungkin dengan
adanya jaringan internet, melalui dunia maya orang diseluruh dunia ini dapat
berkomunikasi dengan cepat. Bahasa yang digunakanpun berbeda, mulai dari
jajaring sosial sampai web-web yang menggunakan bahasa Inggris. Untuk mengetahui
maksud dari isi dunia maya tersebut maka seorang harus dituntut mengetahui arti
bahasa yang digunkan. Maka kemajuan teknologi juga dapat melahirkan
kedwibahasaan aau billingual.
Referensi :
Komaruddin. 1989. Kedwibahasaan dan
Pendidikan Dwibahasa. Jakarta : P2LPTK.
Yudi, Bambang. 1995. Kristal-Kristal
Bahasa. Malang : Airlangga University Press.
Thuthut Saputri. 2013. Penggunaan Bahasa
di Era Global. Diambil pada hari Kamis, 20 Juni 2013 dengan alamat :
http://tututsaputri.blogspot.com/2013/03/penggunaan-bahasa-di-era-globalisasi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar